Jalannya sudah terlanjur terlewati, tidak ada
turning back. Mungkin bukan yakinnya, tapi kelancaran untuk menunaikan hal yang mulai wajar. Mungkin bukan apakah benar kamu yang aku butuhkan, tapi menyesal atas dosa dosa dan bersyukur atas nikmat yang masih terasa, kemudian perbaiki apa yang sudah diakui salah. Mungkin bukan tinggalkan atau halalkan, tapi usahakan untuk menghalalkan dengan niat dan izin Allah SWT. Bukan terlalu berharap, tapi pahala setelahnya begitu menggiurkan, mengingat segunung dosa yang terlanjur tertabung. Bukan sok kepedean, tapi apapun yang dilakukan selalu terevaluasi untuk lebih wajar lagi, lebih sopan lagi, lebih beragama dan bersyariat lagi. Bukan terlalu yakin, tapi jalannya sudah terlanjur terlewati, komitmen sudah terlanjur menguat, rasa sudah terlanjur biasa, sifat sudah terlanjur termaklumi, bahasa sudah terlanjur tak berkonflik lagi, manut, nurut, percaya sudah terlanjur tak diragukan lagi. Aku kira ini kita, ternyata masih aku. Kadang sedih, tersinggung, kecewa, untuk apa memperjuangkan yang tidak ingin diperjuangkan, namun hanya bersyukur dengan segala hal yang terlanjur tersiapkan, tidak, tidak akan pernah tersiapkan, tapi sudah terlanjur terpelajari. Mungkin bukan apakah benar aku yang kamu butuhkan, tapi mohonlah untuk diridoi, dilancarkan prosesnya. Perkara apakah kamu benar jodohku tidak akan pernah terjawab apalagi oleh manusia, yang aku yakini, kita hanya bisa berdoa supaya segala niat baik diridoi, bukan terus menerus meragukan, karena aku percaya Allah SWT akan meridoi selama niatnya baik hanya untuk dapat bisa lebih taat dan dekat dengan-Nya, Insya Allah, Allah SWT bersamaku, bersama kita.