3/12/2015

Mengetahui apa aku, tak perlu memaksa. Mengerti bagaimana kamu, bagaimana bahagiamu, tak perlu ku rekayasa. Pengorbanan tak pernah mencapai cukup. Karena waktu tak dapat ditunda. Karena jarak tak boleh disalahkan. Kubisikkan pesan angin padamu, makin jauh makin rapuh, makin rasa binasa, makin kecewa mendewa, makin aku menunggu. Kapan aku jadi bahagiamu?

Teman.

Tempat berbagi bahagia ketika keadaan menstimulasi duka. Tempat lempar tawa ketika mata melempar tangis. Tempat seru ketika hari mendadak biru. Tempat suka untuk waktu yang tak biasa. Maaf untuk tekukan wajah hari ini. Tertawalah saja bersamaku. Terlalu banyak masalah di hidup kita. Kita nikmati bersama lewat canda.

3/10/2015

Bu, maafin aku. Aku cape, Bu. Pengen ketemu Ibu.
Setitik asa dipelupuk mata. Aku saja yang tau. Aku saja yang merasa. Lelah sahabatku. Kawan berbagi itu dimana. Sendiri saja selalu. Hanya suka dapat dirasa. Sedih pelukku saja. Saat seperti ini, bukan aku. Bukan. Bukan yang memberi gemerlap. Malah cinta memelukku sendiri. Tapi aku tak bisa sendiri. Tidak bisa.
Bisa-bisanya kamu seegois ini, Crisna. Bahagianya lagi bukan di kamu. Bahagia kamu juga lagi bukan di dia. Hebat kan kalo sama-sama egois. Biar ada adu kepala. Biar tambah hebat. Ah

titik awal revolusi katanya

Ada sedikit cambukan kecil yang mampu merubah kamu. Sedikit kata-kata penuh doa. Sedikit kejutan yang berarti besar. Tuhan memberimu hidup, orang tua, saudara, pendamping, teman, dan umur untuk kamu syukuri kehadiran mereka. Sudahkah?
Selamat ulang tahun, teman tua bersama. Selamat ulang tahun, yang sedang dipersiapkan Tuhan. Selamat ulang tahun, sumber bahagia. Selamat ulang tahun, pria dewasa. Selamat ulang tahun, sahabat. Selamat ulang tahun, masa depan. Selamat ulang tahun, kekasih. Selamat ulang tahun, pusat refleks. Selamat ulang tahun, orang sukses.
Berdoalah lebih banyak daripada kemarin, berusaha lebih keras daripada kemarin, berpikir positif lebih sering daripada kemarin, beribadah lebih giat daripada kemarin, belajar lebih serius daripada kemarin.


Selamat ulang tahun, segalaku ❤

3/02/2015

Dulu sempat berpikir bahagia itu semudah ditanya "gimana di kampus? Gimana kuliahnya? Gimana hari ini?". Ternyata lebih dari itu, sangat menyenangkan. Alhamdulillah.

2/22/2015

Untuk segala keindahan yang tak putus aku syukuri. Dalam pedih pilu, dalam tawa cinta, dalam segala bentuk emosi penguasa hati. Untuk setiap jangka jarak dan waktu yang katanya membatasi langkah. Terima kasih. Untuk berusaha berdiri lebih tegak. Untuk mengusahakan sandaran yang ternyaman. Untuk merencanakan langkah lebih tajam. Untuk yakin bahwa aku nyata, kamu nyata, dan kita hidup di dunia yang sangat nyata. Sungguh, terima kasih.

Bismillah

Setidaknya berpikir adalah hal utama, berencana adalah langkah, ridho Alloh adalah tujuan. Maka jangan biarkan harapan karam, jangan biarkan semangat pupus, jangan biarkan aku bertumpu pada selain kemampuanku, Ya Alloh.

2/15/2015

Maaf

Ketika belenggu menutup mataku, aku masih bisa merasakanmu. Ketika curiga mematikan rasaku, aku masih bisa mengucap namamu. Ketika beku melumpuhkan ragaku, aku masih bisa memikirkanmu. Ketika negatif menguasai auraku, aku masih bisa menyembunyikanmu. Aku mencintaimu dengan berbagai cara, membencimu dengan berbagai alasan. Tapi aku bersamamu atas dukungan Alloh. Aku tersakiti karena Alloh. Aku bahagia karena Alloh. Maaf untuk sikap yang tidak pantas. Jangan bilang aku kurang syukur. Alloh menyuruhku mencintaimu dalam bentuk syukur. Terlalu banyak rasa, terlalu dalam cinta, terlalu besar rindu. Sulit ku kendalikan. Maaf.
Hanya manusialah yang dapat merubah dirinya sendiri. Ketika terpikir di benaknya tidak ada yang salah, lalu kenapa harus berubah? Mungkin aku yang harus berubah. Karena bicara itu mudah, karena kadang berdusta itu tidak perlu pemikiran, nah karena itu, tak usah lagi aku pikirkan.
Jadi, kenapa harus peduli ketika hanya kamu yang peduli? Kenapa harus menunggu kalau yang kamu harapkan tak menghargai penantianmu? Mungkin kamu harus lebih santai. Mungkin kamu harus lebih tidak peduli. Mungkin kamu harus lebih egois lagi. Atau mungkin kamu buang saja rasamu jauh-jauh, kalau hal sepele saja tidak pernah diperbaiki. Kalau hal yang "bukan apa-apa" saja memang dianggap bukan apa-apa. Kalau kamu kelelahan menunggu, kalau penantianmu bukan apa-apa, kalau sabar sudah dirusak kesabaran sendiri. Untuk apa lagi kamu menjawab pertanyaan "apa yang harus aku lakukan?".

2/13/2015

Jarak

Sekarang aku benci jarak. Jarak berdusta. Jarak mencipta pemikiran negatif. Jarak semena-mena. Jarak tidak menguatkan aku lagi. Jarak yang aku benci mencipta kebencian lain. Jarak menyiksaku. Jarak kejam. Jarak tidak merasa. Jarak palsu. Jarak melemahkan rasa yang kuat, mengeraskan hati yang lunak. Jarak anti. Jarak memisahkan raga. Jarak menguji. Aku terlalu siap diuji, hingga hampir tak acuh. Takut mati rasa. Takut lupa kalau sudah lupa. Takut bahagia redup.

2/06/2015

You know how much I want to see your face, hear your laugh, hold your hands, I was wondering when you ask me to have a breakfast together again. But I don't want you to see me messed up like this. Don't pity me, dude. I'm ok. I hope so.

1/30/2015

lakrimalis

Tidak enak hati, terlalu cemas, terlihat posesif. Maaf, aku hanya merasa waktuku tak banyak lagi disini. Rindu cepat bereplikasi bagai virus. Tubuhku sedang tidak kuat sepertinya. Mungkin sedang musim hujan, cuaca ekstrim.


kamu dimana?

Salah

Siapa? Jarak? Oh bukan. Waktu? Tidak juga. Kamu? Tidak mungkin anugerah disalahkan. Aku? Mungkin saja. Ego?

1/25/2015

Api

Berkobar tak paham situasi, tak ingat kondisi, tak peduli akibat, tak tanya sebab. Tau panas, tetap api dipeluk. Tau rugi tapi tetap disambangi. Sudah hitam saling menyalahkan. Katanya teman angin, lawan air. Api tak ada lawannya. Ingin padam, harus ada yang disalahkan. Tanya saja manusia kalau tidak percaya. Api selalu ada, angin tersedia, air belum kering. Maka seimbang? Oh tidak. Tetap harus ada yang disalahkan. Tanya saja sama manusia.

1/22/2015

corner of nowhere

Saatnya merenung dulu, evaluasi dulu. Terlalu banyak kesalahan, kekecewaan, dan kelalaian yang kamu perbuat. Ah! Terlalu sombong untuk tidak iri pada kehebatan orang lain. Terlalu terlena dengan dunia. Terlalu tidak mengindahkan waktu luang. Mau jadi apa kamu waktu tua? Masih ingatkah dengan cita-cita? Masih ingatkah tentang usaha orang tua? Jangan takabur lagi. Coba rendahkan diri serendah mungkin di hadapan Tuhan. Coba sedikit iri pada orang cerdas di sekitar. Jangan hanya coba hal baru, Cris. Evaluasi dulu.

1/21/2015

munafik?

Maaf. Jangan bilang aku munafik. Kataku menulis adalah hal paling menyenangkan. Pelepas penat, perekam hal indah dalam setiap momennya. Tapi sungguh, ada sedikit hambar. Berbicara juga mengasyikkan, kalau denganmu. Aku ingin mengeluh dulu. Aku ingin menyalahkan jarak dan proses, yang sebenarnya nanti baik untukmu, dan Insya Alloh untuk kita. Bicara rindu disini, sekarang sakit. Kamu ada tapi tak bisa kujangkau, tak bisa kuraih, tak bisa kurasakan tangan besar yang menutupi kepalaku yang jujur, lucu, membuat aku merasa terlindungi. Bicara rindu disini, takut tertukar dengan ego. Betapa inginnya aku ada dalam kesibukan, bukan hanya suka citamu. Betapa inginnya aku ikut menyusun urusan dunia yang merepotkanmu. Betapa inginnya aku menjadi satu-satunya orang yang kamu percaya untuk dimaki lalu menyerah, "aku lelah". Entah itu lelah olehku yang kurang berguna, atau lelah oleh urusan duniamu yang merepotkan itu. Setelah itu, kamu tau bahwa ada tempat untuk tetap tinggal. Ada wajah yang kau sebut rumah. Dalam hatimu, ada namaku sebagai siapa. Dalam harimu, ada seseorang yang selalu mencemaskanmu, merindukan ruas jemarimu, mengingatkanmu untuk bersyukur. Bahkan menanti percakapan indah via sosial media yang membawa tawa. Atau mensyukuri kehadiranmu dalam mimpinya. Kapan?
kamu jangan membaca ini. Atau pura-puralah tidak membacanya. Terlalu pakai hati. Terlalu sakit kalau bisa merasakan. Semoga aku saja yang merasakan. Aku bersyukur atas rasa yang istimewa, sakit sekalipun. Diluar ketidakbergunaan ini, ketika ditanya kapan, aku juga tak paham. Tapi aku suka menunggu, karena di akhir penantian itu selalu ada kejutan. Aku suka kejutan.