5/08/2015
Team
Akan kami tunjukkan, betapa bangga kami pada fakultas ini. Betapa bangga kami pada kebersamaan ini. Betapa indah celaan luar itu, menyemangati kami. Akan kami tunjukkan, bukan hanya ilmu yang kami punya, tapi rasa saling memiliki. Bukan euforia semata, kami bangkit apapun resikonya akan kami hadapi, karena kami berani, berbeda, beretika.
Alhamdulillah. Terima kasih telah menciptakan aku sebagai makhluk yang selalu ingin dan harus belajar. Meski lalai, malas, kadang lebih bersahabat. Sungguh, rencana-Mu itu indah, aku sangat percaya. Aku bersyukur telah dipertemukan dengan banyak kawan senasib. Di kampus ini, bukan hanya teori dan praktik, bukan melulu ujian, atau mengejar indeks prestasi. Banyak, ilmu, kampus ini merubahku. Bagaimana menjaga etika, dan bertindak sesuai dengan profesi kelak. Bagaimana saling merangkul sebagai pejuang masa depan. Bahagianya bertemu kawan satu hobi, dan bergabung dengan himpunan. Segalanya indah, sungguh.
5/07/2015
Pagi.
Selamat pagi. Syukurku menyambut mentari, masih aku dipeluk bahagia ini. Meski sedikit harus diredam. Karena tak akan ada yang abadi. Yakin kadang kalah dengan takut. Takut hanya hari ini saja atau kemarin saja. Takut bahagia berfatamorgana. Takut kehilangan karena anugerah Tuhan ini terlalu indah.
5/06/2015
21
Tak ada alasan untuk menjadi ingin diperhitungkan. Karena cerita ini akan tetap berjalan meskipun dunia tak tau aku ada. Bukan waktunya merengek diatas langkah yang sudah setengah jadi ini. Aku ingat bersyukur mengindahkan segalanya. Bukan kejutan yang satu dua, tapi ketenangan dalam menikmati sentuhan Tuhan lewat waktu-Nya. Alhamdulillah. Hari ini dunia terasa sejuk, tawa ada dimana-mana, bahagia selalu mengikutiku, haru berselimut kedinginan sendirian, karena ingat membuat kabut memudar. Terima kasih, Kau berikan segala yang kubutuhkan, waktu. Terima kasih, Kau sadarkan aku untuk sadar. Betapa banyak hal yang teringatkan harus diperbaiki. Terima kasih, Ayah Ibu Kakak Adik Saudara, Kau jadikan mereka satu paket bersama hidup yang Kau hembus. Terima kasih, Kau beri lagi seseorang hebat yang sukahati mengingatkan khilaf dan salah. Syukurku takkan terlalu banyak, Ya Alloh. Akan lebih banyak lagi ketika kulihat sekitar. Kawan kolega yang tak perlu kuharapkan namun sedia bersamaku. Indah yang telat kusyukuri banyak-banyak. Ampuni aku, Ya Alloh. Ridhoi langkahku bersama cita dan cinta yang ada kini. Kembangkanlah segalanya. Senyumnya, bangganya, cintanya, rindunya, pedulinya. Cerahkan waktuku, Ya Alloh. Hanya Kau Yang Bisa. Meski aku hanya mampu meminta. Maka rekatkanlah kesyukuran ini pada suara paling indah pemberian-Mu. Tajamkan ingatan ini untuk terus menyebut nama-Mu. Jangan jadikan aku orang yang cepat puas dalam mengharap rido-Mu.
Untuk keluarga, kerabat, sahabat, kolega, dan hadiah Alloh. Terima kasih atas segala waktu yang terluangkan, agar segala doa menjadi indah terdengar di langit syurga. Aamiin
5 Mei 2015
Untuk keluarga, kerabat, sahabat, kolega, dan hadiah Alloh. Terima kasih atas segala waktu yang terluangkan, agar segala doa menjadi indah terdengar di langit syurga. Aamiin
5 Mei 2015
4/25/2015
4/18/2015
Peduli saja pada perasaanmu. Karena selain namamu sendiri, tidak ada yang akan melakukannya. Terlalu omong kosong. Terlalu meninggikan. Nyatanya kamu saja yang urusi perasaanmu itu. Susah peduli kepada orang yang tidak pedulikanmu. Siksa sendiri. Egois terus sampai akhir. Sampai di titik lelah menunggu, lelah peduli, lelah ingin dipedulikan, lelah segalanya. Lelah berusaha, lelah menjelaskan, lelah berusaha paham, fokus, lelah berpikir, lelah merasa.
4/16/2015
Negatif di angkasa
Hanya ingin peduli pada perasaan sendiri. Karena lebih banyak hal yang menuntut. Bukan egois, mungkin benar. Karena kata kawan, jadi diri sendiri dulu, mengerti diri sendiri dulu, baru mengerti orang lain. Bukan menghindar, hanya tak ingin kehilangan semangat mengabdi. Bukan tak acuh, hanya tak ingin banyak mengeluh. Bukan berhenti, hanya istirahat bernegatif dulu. Takut lupa tujuan, karena terlalu banyak menerawang jauh, negatif di angkasa.
4/12/2015
Jangan kecewa saat harta membentuk kasta manusia. Biarlah mereka sibuk dengan dunia fana, yang isinya hanya hura-hura. Jangan sedih, atau merasa sendiri lagi. Tenang saja. Aku takkan kesepian. Ada Alloh Subhanahu Wata'ala bersamaku. Satu-satunya Dzat yang takkan membohongiku, atau mencampakanku, atau mengenyampingkanku, atau memanfaatkanku, atau melihat hartaku saja. Insya Alloh.
Karena kamu tidak akan mendapatkan pelajaran hanya dari kebahagiaan. Karena sendiri merupakan proses berbenah diri. Karena manusia tidak bergantung kepada manusia, tetapi Pencipta-nya. Maka jangan pernah merasa ditinggalkan kawan. Mungkin kamu belum cukup baik untuk mereka. Kamulah manusia yang mengerti pemikiran manusia. Senang disambut, susah ditinggalkan. Susah dirangkul, hancur dikubur. Salah sedikit, bernegatif. Coba pikirkan apa yang salah hingga ditinggalkan. Oh, jika yang dihadapi adalah manusia, maka apa yang kurang diberikan hingga ditinggalkan?
Cause I don't understand what people called "friends". I just want to be as kind as I can. Even if no one cares or look after me as a friends. Even if they're used me, they're come to me with purposes. Even if still loneliness I felt. Even if in time, they'll gone slowly, surely. Even if in the end, I'll be forgotten. I don't care. Maybe I wasn't good enough for them, and they've found a better person. It's ok. People are not the same.
4/06/2015
selamat ulang tahun, sahabat
Halo, apa kabar?
ini sudah hitungan tahun tidak saling menghubungi. Maaf. Bukan tidak mau, tapi rasanya sulit. Mungkin terlalu banyak ego dan gengsi ala mahasiswa sok sibuk. Dulu kalau kk ulang tahun, bisa tinggal ke rumah bawa kue kecil sama Riki, terus di foto, terus fotonya dijadiin dp BBM kk. Tapi waktu itu aku belum punya BBM. Kalau gak ulang tahun, bisa langsung ke rumah bawa es krim terus ngobrol sampai ngantuk, sampai disuruh nginep sama Mamanya kk. Sekarang, chatting aja sulit. Aku tau kk sibuk dan jarang pegang gadget. Memang gitu 'kan dari dulu.
Selamat ulang tahun, Gitta. Semoga umurnya barokah dan hidupnya makin beranugerah. Maaf belum sempet ketemu dan ngasih kue. Aku kangen, ka. Subhanalloh banget ini kangen nya keterlaluan. Kadang itu suka ada pikiran sekarang kaya kagok gitu mau ketemu kk. Kaya ga selevel lagi sama aku, udah gak cacat lagi kaya aku, kaya kita dulu, waktu gak kenal gengsi sama gak tau diri. Waktu hidup itu fana banget kaya sinetron. Mungkin ga bakal nyambung lagi sekarang. Tapi semoga gak gitu ya. Semoga masih kk Gitta yang paling dewasa dan jadi tempat curhat dan nungguin aku nangis lebay dikelas waktu SMP, dan nangis bareng-bareng karena nonton laskar pelangi tapi diem-diem, dan jadi orang pertama yang meluk aku waktu aku nangis gara-gara diselingkuhin waktu SMA. Kalau aku mau curhat lagi ke kk boleh gak? Tapi rasanya gak mau aku nambahin beban kk dengan nyeritain masalah aku. Aku pengen banget nyeritain kuliah aku meskipun kk ga mau tau, atau pura-pura mau tau. Aku pengen tau kesibukan kk meskipun ga penting bagi kk. Maaf banget ya maaf. Aku ngerasa gak pantes bilang sahabat tapi gak tau apa-apa tentang apapun. Maaf banget ya. Semoga semuanya berjalan lancar. Semoga Alloh melindungi dan meridhoi jalan kk. Semoga sukses segala urusan dunia dan akhiratnya. Semoga semakin dewasa dan bijaksana. Aamiin.
yah ini udah tanggal 6. Padahal aku nulis dari tanggal 5. Soalnya banyak yang mau ditulis dan banyak yang diedit. Hasilnya ya kaya ginilah. Ga bagus, ga jelek, ga jelas, ga penting mungkin. Tapi dibaca aja aku udah bahagia banget. Selamat ulang tahun, ya. Rasanya ngucapin sekali itu kurang, ngerasa berhutang selamat ulang tahun yang kemarin-kemarin. Semoga bisa ketemu ya nanti. Miss you.
ini sudah hitungan tahun tidak saling menghubungi. Maaf. Bukan tidak mau, tapi rasanya sulit. Mungkin terlalu banyak ego dan gengsi ala mahasiswa sok sibuk. Dulu kalau kk ulang tahun, bisa tinggal ke rumah bawa kue kecil sama Riki, terus di foto, terus fotonya dijadiin dp BBM kk. Tapi waktu itu aku belum punya BBM. Kalau gak ulang tahun, bisa langsung ke rumah bawa es krim terus ngobrol sampai ngantuk, sampai disuruh nginep sama Mamanya kk. Sekarang, chatting aja sulit. Aku tau kk sibuk dan jarang pegang gadget. Memang gitu 'kan dari dulu.
Selamat ulang tahun, Gitta. Semoga umurnya barokah dan hidupnya makin beranugerah. Maaf belum sempet ketemu dan ngasih kue. Aku kangen, ka. Subhanalloh banget ini kangen nya keterlaluan. Kadang itu suka ada pikiran sekarang kaya kagok gitu mau ketemu kk. Kaya ga selevel lagi sama aku, udah gak cacat lagi kaya aku, kaya kita dulu, waktu gak kenal gengsi sama gak tau diri. Waktu hidup itu fana banget kaya sinetron. Mungkin ga bakal nyambung lagi sekarang. Tapi semoga gak gitu ya. Semoga masih kk Gitta yang paling dewasa dan jadi tempat curhat dan nungguin aku nangis lebay dikelas waktu SMP, dan nangis bareng-bareng karena nonton laskar pelangi tapi diem-diem, dan jadi orang pertama yang meluk aku waktu aku nangis gara-gara diselingkuhin waktu SMA. Kalau aku mau curhat lagi ke kk boleh gak? Tapi rasanya gak mau aku nambahin beban kk dengan nyeritain masalah aku. Aku pengen banget nyeritain kuliah aku meskipun kk ga mau tau, atau pura-pura mau tau. Aku pengen tau kesibukan kk meskipun ga penting bagi kk. Maaf banget ya maaf. Aku ngerasa gak pantes bilang sahabat tapi gak tau apa-apa tentang apapun. Maaf banget ya. Semoga semuanya berjalan lancar. Semoga Alloh melindungi dan meridhoi jalan kk. Semoga sukses segala urusan dunia dan akhiratnya. Semoga semakin dewasa dan bijaksana. Aamiin.
yah ini udah tanggal 6. Padahal aku nulis dari tanggal 5. Soalnya banyak yang mau ditulis dan banyak yang diedit. Hasilnya ya kaya ginilah. Ga bagus, ga jelek, ga jelas, ga penting mungkin. Tapi dibaca aja aku udah bahagia banget. Selamat ulang tahun, ya. Rasanya ngucapin sekali itu kurang, ngerasa berhutang selamat ulang tahun yang kemarin-kemarin. Semoga bisa ketemu ya nanti. Miss you.
3/30/2015
Karena hari berganti berbeda. Sudah tak terlihat rasa yang bergejolak. Sudah hilang kecupan selamat malam. Sudah tak tertulis lagi puisi-puisi itu. Sudah cukup aku berpikir, bahwa semua baik-baik saja. Sudah saatnya aku berhenti khawatir. Sudah jalani waktuku. Kalau ini permainan, sudah lelah aku berlaga. Rasa yang sama, keadaan yang berubah. Kuatkan, teguhkan, cita-cita bersama. Aku hanya hidup hari ini, kemarin kamu dengan kamu, aku tak pernah tau. Kemarin dia atau dia, mana yang mencerahkan hati, aku tak mengerti. Mau kamu ceritakan "kamu"? Mau kamu ceritakan dunia sebelum "kamu"? Atau mungkin aku hanya cukup hidup sekarang dan nanti? Dan biarkan kecewa penuh hipotesa ini mematikan rasaku?
Langganan:
Postingan (Atom)