8/24/2015



Sabar. Bahkan ketika aku hampir menyerah, kamu membuatku tak ingin berhenti, membuatku yakin melangkah, menunjukkan arah terbaik, membuat aku berani. terima kasih lagi dan lagi. Maaf aku hanya merepotkan, cuma bisa mengeluh, cuma bisa protes. Semoga bukan hanya disini, semoga seterusnya, semoga selamanya, kamu kuatkan aku dan aku menguatkanmu segalanya, segalaku.

8/23/2015

Karena aku jauh dari sempurna, dan yakin telah kau genggam, aku takut hari ini berakhir dan waktu tak menjelang seperti ini lagi. Aku takut menjadi orang yang kau sesalkan karena tak bisa seperti inginmu. Aku takut bahagia ini hilang selamanya suatu saat karena kau tersadar bukan orang seperti aku yang kau butuh. Aku takut, terlalu takut untuk mengatakan jangan pergi, tetap denganku. Aku takut kau marah, atau berubah tidak peduli karena tak banyak yang bisa aku lakukan. Aku takut, ketika aku perhatian, tapi tak didengarkan, apa memang aku tak pantas didengar? Apa kataku salah? Aku ingin yang paling baik untukmu, keadaanmu, kesehatanmu, semuanya. Atau pikirku terlalu berlebihan? Mungkin aku sedang lelah, hingga canda kuanggap nyata. Maaf, selamat istirahat.
Karena manusia tak akan berubah seperti kehendak orang lain. Manusia tak akan merubah apa yang dianggap benar. Jika sempurna yang kau cari, sempurna versimu dan aku akan berbeda. Saatnya saling menerima, apapun negatifku dimatamu. Saatnya saling mengerti kekurangan masing-masing dan menyempurnakannya. Karena apa yang kau katakan baik, dan apa yang aku sarankan baik.

8/21/2015

Kita hidup berdasar masa lalu, dan rencana esok. Aku akan mengerti kamu jika aku mengerti masa lalumu. Untuk mengerti, aku harus tau dan belajar. Jangan biarkan aku tau sendiri dan belajar sendiri. Karena akan butuh waktu lama. Rencana esok adalah evaluasi hari ini dan kemarin. Aku ingin kamu terlibat dan aku dilibatkan. Aku akan menghargai apapun kejujuran. Penting, karena aku ingin bersamamu sehalalnya.

8/18/2015

Bukan rindu yang menegakkan, tapi inginku yang besar untuk belajar. Hidup, darimu. Bukan aku yang mencintaimu, tapi hidupku. Bukan cinta yang membesarkan kita, tapi butuh. Aku membutuhkan hidupmu untuk kupelajari, menarik, positif, candu, sesekali kuwarnai agar tak bosan. Aku membutuhkan Ikhlasmu, sayang. Aku ingin berbagi denganmu. Aku membutuhkanmu, selama aku belajar, dan akan terus belajar. Setelah itu, aku akan mencintaimu, mengimbangi diam, membaktikan sisa kuatku, melengkapi kurangmu, menjadi tempat keluh kesah, menghapus lelahmu, sampai kamu renta, sampai entah kapan waktuku, dan waktumu, dan waktu kita yang diabadikan Tuhan.

8/10/2015

Untuk rinduku, berjalanlah bersamaku, temani lelahku, maklumi cemburuku, pahami hati yang terlanjur paham arti sakit, berhenti memaki, dewasalah, mengertilah, jangan lelah dulu, aku masih berjuang atas kita. Jangan buang amarahmu pada percakapan jauh. Hargai waktu kita. Lakukan apapun yang kamu mau, dan jaga perasaanmu, dan aku, dan tipe dunia yang menghitung waktu kita. Sampai jumpa di emosi taraf rendah, sampai jumpa.

8/06/2015

"Karena aku tak pernah memaksa hati mengetahui, atau rajin meminta, karena kamu manusia, yang akan pergi ketika tak ingin direpotkan." Maaf aku merepotkan, melelahkan, jika tak ingin mendukungku dengan sekedar bertanya 'apa yang terjadi?', tak apa. Hakmu.