12/19/2015

Mengapa sendiri?

Mataku menatap jauh, berharap bertemu pelupuk mata lelah itu. Hingga aku yang berhenti, bukan menemukan, hanya sadar mengganggu keseimbangan. Mengapa bulan menjadi asing dengan bumi? Mengapa kini lupa gravitasi? Hingga apa yang berencana hanya usaha sendiri. Apa yang tersisa hanya puing caci maki. Mengapa angin enggan bertiup? Hingga helai dandelion berhenti bermotivasi. Selalu ada pahit setelah manis, selalu ada lelah setelah aksi. Mengapa tak juga kau mengerti? Hanya asik dengan dunia sendiri.

12/16/2015

Mungkin perpisahan

Ada hal yang harus aku kuatkan karena tak akan pernah siap, karena nyatanya aku mencintaimu setiap hari, setiap detik waktuku, setiap yakin terpanggil, dan dua hal yang mustahil kulakukan adalah meninggalkan dan ditinggalkan. Maaf.

12/13/2015

Masih

Tidak peduli.

Kembali

Ketika aku memang hanya aku yang berwarna, bukan berwarna-warni seperti beberapa waktu yang lalu. Ketika aku memang hanya aku yang selalu berusaha menerima keadaan tidak seperti sekarang, bagai dongeng, selalu ingin bahagia, selalu mengandalkan, selalu mengeluh, selalu menuntut, selalu berpikir berlebihan. Ketika aku memang hanya aku yang berpikir secara sempurna, selalu merasa bahagia.

12/10/2015

I've never been..

In your time, maybe mind, your priority, worth fighting for, worth dying for, a reason, I'm nothing. Truly nothing.

12/06/2015

Chiko



Hey lil bastard, thank you for being a bad boy for about your life time, for never wanted the declawing thing, so you can always scraching me on your bath time, for always taking lizard carcass to the house and messing up, and never be good to your cat pal. Thank you for being a great partner, for taking care of my mom, for listening although just about "susu time", for accepting the name we gave to you, "Chiko". Sorry for not being a good vet that taking care of you. I heard that you got pain in your last time, about bleeding in your urogenital area. What did you do? What happened to you? Thank you for never leave the house for years, and took decision to explore our little village back then, but you always come home, you never forgot our home. Now, you got the way back to where you belong. I know you felt any pain, Chiko. Hope that now every pain is gone, and you got more life time happily in heaven. Take care of your Master now. Be safe there, don't get hurt. We'll always love you, Chiko.


Rest in piece
Chiko

deleted

Things unnecessary: Call. Communication. Casualty. I should respecting you like a stranger from now on.

12/05/2015

Hello stupidness of mine

Could I tell you not to call me just when you had a time? Or should I ask you to stay away and don't call me ever again? Cause I'm not your shit by the way. I'm not an idiot that tell you "just call me when you need me". So how come if I need you? If I missing you? Ah. It happens all the time. Why should I care a lot of you when you dont even remember my name? Then again, what is me? Who is me for you? Whatever. Just do anything you want.

11/30/2015

Poin selanjutnya

Apa sebutannya? Naluri? Alami? Tak bisa ditahan? Timbul sendiri? Iya, begitu katanya rindu. Tapi harus tau waktu.

Kenapa tak saling bicara?

Kedewasaan itu diajarkan, tinggal kamu tentukan siapa pengajarnya, siapa yg kamu butuhkan untuk berjalan bersamamu. Tapi egoisme tak butuh bersama, sebesar apapun, hanya dirimulah yang dia kuasai.

11/20/2015

"Upgrading"

Semoga aku lulus di ujian kali ini. Terima kasih atas kesempatan ini Ya Allah. Sesungguhnya apa yang kukatakan cobaan adalah kasih sayang-Mu. Alhamdulillah, semoga Engkau meridhoi aku agar lebih matang lagi. Alhamdulillah, semoga apa yang ku lihat bukan semu, bukan hanya dugaan.

11/14/2015

Aku tau, keadaan akan berubah, rasa akan berubah, hati akan berubah, aku tau, segalanya dapat berubah dalam waktu singkat. Aku tau, hampir semuanya telah berubah. Aku tau, bukan lagi bicara cinta, bukan lagi bicara masa depan, apalagi butuh atau tak butuh, diluar itu semua, aku tau sebagian tujuan besar telah berubah. Aku tau, sayangnya hanya bisa berusaha menerima, dan sangat sulit.

11/05/2015

Dalam hidup, kamu mungkin salah, kamu mungkin gagal, atau tidak bahagia. Tapi ketika kamu belajar, waktu bisa memperbaiki itu. Namun saat kamu mengabaikan perhatian orang disekitarmu, mungkin kamu akan menyesali itu. Karena satu hal yang sesungguhnya tak bisa kamu ubah adalah orang lain. Karena kamu adalah sesama maka apa yang kamu pahami, terapkanlah pada dirimu dan orang disekitarmu. Belajar peduli, jangan apatis, atau sok kuat. Kamu akan tau bagaimana mereka berusaha ada, kamu akan sadar ketika semuanya berbalik diam. Jangan menyesal.

10/27/2015

I'm done already

Karena aku bukan sempurna. Aku tak tau kapan aku salah, kapan aku benar, kapan aku harus diam, apatis, kapan aku harus peduli, kadang aku tak tau sekitarku, dan aku sangat perlu diingatkan, sangat perlu ditegaskan, sangat perlu dibimbing untuk tau apa aku melakukan kesalahan? Karena aku tak bisa menilai diriku sendiri, karena aku tak ingin berjalan sendirian, seakan aku yang mengatur jalan cerita, seakan aku sendiri yang punya waktu kita. Itu membuat aku egois. Kamu membuat aku egois. Kamu membuat aku menjadi manusia terbodoh, terjahat, tak pantas menjadi apapun. Semoga kita sepaham, bahwa komunikasi itu penting. Jangan pernah menyepelekan satu katapun, karena satu kata saja bisa menimbulkan kesalahpahaman. Kecil bisa menjadi besar. Aku tak ingin membayangkan apa yang terjadi selanjutnya. Hilang peduli? Hilang rasa? Lupa? Aku tak ingin tau. Bekerja samalah denganku. Tegaskan aku ini siapa, apa, apa yang salah, apa yang harus diubah, apa yang tak kamu suka, ditengah apa yang aku tak suka, dan kita akan punya solusi atas masalah yang sangat memuakkanku. Aku lelah dengan semua keegoisan kita. Aku tak mau berjalan sendirian lagi. Lebih baik aku menepi, istirahat, berpikir sedikit, agar aku tau bagaimana harus berjalan lagi. Entah itu masih sendirian atau bersamamu.

10/25/2015

Aku tak pernah tau bahwa keegoisan adalah identitas. Hingga aku membuktikannya sendiri. Mungkin, terima kasih. Tuhan memberiku orang paling tak bisa kumengerti, entah mungkin dia tak tau bersyukur hingga enggan menghargai. Cukuplah. Sudah. Lelah.

10/18/2015

Sayangnya rindu itu membelenggu. Jadi pasrahkan saja. Bicarakan saja. Nikmati saja. Sakit sedikit bukan cobaan. Cara Dia melatih kesabaran. Terima saja. Curiga sedikit bukan alasan pergi. Hanya perlu lagi mengerti. Rindu gejala cinta. Terlalu meradang, sub-kronis. Pahami saja. Sadar diri, sadar aku, sadari kamu. Jangan emosi, katakan saja. Jangan berubah, ini saling menjaga. Jangan berpaling, kuatkan dulu. Rindu tak kokoh, cinta berdiri, waktu terhenti, waktu kembali, rindu membelenggu lagi. Jangan takut, jangan menakuti, hati terlanjur bersahabat, rindu terlanjur terpaut, jiwa terlanjur memiliki, pikir terlanjur memenuhi, ingin terlanjur egois, hanya mau kamu katanya. Sulit pasti sangat, hampir menyerah mungkin, tapi jangan.

10/14/2015

I don't know what to do. I cry a lot. I lost my breath. It hurts so bad. It feels like you're gonna leave.

10/10/2015

When something gone wrong, my heart broke at once, hurt a little, so sick of everything around. But I know I love you, I miss you, you know how to make anything back to normal, you are my mood builder, you are my cure. A day is too hard to spend without you. So please, be ok.


Sehat ya, Riki.

9/26/2015

karena tak perlu bertahun-tahun untuk paham. paham arti memiliki dan kehilangan, paham rasanya, efeknya, esensinya, paham perbedaannya. selamat berterbangan, semoga selamat sampai tujuan. luangkan waktu untuk kepompong sahabatmu, yang dulu bersebelahan. dia sangat kehilangan kalian, dan aku paham.

9/17/2015

bahwa cinta tak kemana-mana

kepada hati yang rapuh, yang tak dimengerti, yang banyak berharap, yang suka menuntut, yang banyak takut, yang rasa dipeluk, rapuh dan penuh harap, satu cara, hanya ingin diyakinkan bahwa cinta tak kemana-mana.

janji

untuk sejoli dengan memori, kadang rasa membinasakan, apa kata yang tak terenyahkan, entah janji yang masih melayang tak paham arah, atau dia yang ingin mengikat takdir yang lepas. aku tak pernah tau. setidaknya tak berusaha tau. tapi semesta berbisik, bahwa bahagia tentang takdir dicoba, diwujudkan, dirasakan, dinostalgiakan mungkin lewat yang menyayang. payau semua. ikut kemana. sedikit iri dengan yang tak pernah cukup, yang tak pernah rasa ingin cukup. kami tak rasakan perih terdahsyat, hingga tau bahwa waktu bisa di ulang, ketika takdir tak mampu diikat. kami tak rasakan meragu, sampai serbuk memori terinfiltrasi dalam memori lain. kami bukan perkara sama, hingga tak perlu kamu samakan hati yang sama-sama mudah luluh, sama-sama gampang tersentuh, sama-sama manja, sama-sama cari perhatian atau agak kedewasaan, sama-sama tak tahan marah, tapi berbeda kadar cita, berbeda cara menyayang, berbeda cara mengeluh, berbeda kesungguhan butuh, berbeda pengharapan, berbeda cinta. tolong jangan disamakan lagi. kami bukan dia yang ingin mengikat takdir yang lepas. kami bukan dia yang sekilas menuntut janji. kami bukan dia yang selalu menyalahkan. kami hanya ingin bersama hingga entah malaikat pun enggan mencatatkan akhirnya. karena kami saling bicara, bercerita, berdiskusi, tentang kamu, hari ini, kemarin, dan besok, dan besoknya lagi, dan besoknya lagi dan lagi, hingga tak ada suara, telepati. karena kami, saya, aku, hati, dan rasa, saling meyakinkan, saling meyakini, sudah saling percaya, bahwa takdir sudah terikat, kuat, hanya bisa melaju lurus. Insya Allah. katakan lantang dihadapan-Nya jika juga percaya, jika juga yakin, dengan kami, kamu bisa lebih mendekati-Nya, dengan kamu, kami bisa lebih patuh pada-Nya. lantangkan hanya kepada Pemilik kami. agar bukan hanya kami, kamu, bahkan semesta dan Sang Pemilik juga tak meragu.

9/13/2015

it seems like everybody leaves me, everybody's changing. there is nothing more painful than feeling alone.

9/12/2015

as you said

Ketika kamu ingat ada seseorang yang bilang, "kalau mau pergi, pergi aja, gak mau peduli, gak mau dipusingkan." seketika kamu ngerasa perjuangan kamu sia-sia. Karena mungkin dia gak berjuang sama kamu.

If you just realized

You should've known what kind of people whose worth the wait. But I just can't help, even he never knew what I've done, how hard I tried to knew every single time of his days 'till the last minute before his rest. I just want to stop when you sleep as well. You should've known. Time flies, don't make me flies with 'em. Cause distance is not a big deal, but you're too reckless to throw a time. That's making its harder everyday.

9/04/2015

Pecah

lupa. lupa caranya, lupa semuanya. karena tak ada yang lebih penting dari diri sendiri. jadi sendirian, terus.

9/02/2015

Bukan gak peduli, tapi sedang sibuk. Bukan gak peka, tapi ada yang lebih mendesak. Positif dulu, ngebatin nyusul.

8/24/2015



Sabar. Bahkan ketika aku hampir menyerah, kamu membuatku tak ingin berhenti, membuatku yakin melangkah, menunjukkan arah terbaik, membuat aku berani. terima kasih lagi dan lagi. Maaf aku hanya merepotkan, cuma bisa mengeluh, cuma bisa protes. Semoga bukan hanya disini, semoga seterusnya, semoga selamanya, kamu kuatkan aku dan aku menguatkanmu segalanya, segalaku.

8/23/2015

Karena aku jauh dari sempurna, dan yakin telah kau genggam, aku takut hari ini berakhir dan waktu tak menjelang seperti ini lagi. Aku takut menjadi orang yang kau sesalkan karena tak bisa seperti inginmu. Aku takut bahagia ini hilang selamanya suatu saat karena kau tersadar bukan orang seperti aku yang kau butuh. Aku takut, terlalu takut untuk mengatakan jangan pergi, tetap denganku. Aku takut kau marah, atau berubah tidak peduli karena tak banyak yang bisa aku lakukan. Aku takut, ketika aku perhatian, tapi tak didengarkan, apa memang aku tak pantas didengar? Apa kataku salah? Aku ingin yang paling baik untukmu, keadaanmu, kesehatanmu, semuanya. Atau pikirku terlalu berlebihan? Mungkin aku sedang lelah, hingga canda kuanggap nyata. Maaf, selamat istirahat.
Karena manusia tak akan berubah seperti kehendak orang lain. Manusia tak akan merubah apa yang dianggap benar. Jika sempurna yang kau cari, sempurna versimu dan aku akan berbeda. Saatnya saling menerima, apapun negatifku dimatamu. Saatnya saling mengerti kekurangan masing-masing dan menyempurnakannya. Karena apa yang kau katakan baik, dan apa yang aku sarankan baik.

8/21/2015

Kita hidup berdasar masa lalu, dan rencana esok. Aku akan mengerti kamu jika aku mengerti masa lalumu. Untuk mengerti, aku harus tau dan belajar. Jangan biarkan aku tau sendiri dan belajar sendiri. Karena akan butuh waktu lama. Rencana esok adalah evaluasi hari ini dan kemarin. Aku ingin kamu terlibat dan aku dilibatkan. Aku akan menghargai apapun kejujuran. Penting, karena aku ingin bersamamu sehalalnya.

8/18/2015

Bukan rindu yang menegakkan, tapi inginku yang besar untuk belajar. Hidup, darimu. Bukan aku yang mencintaimu, tapi hidupku. Bukan cinta yang membesarkan kita, tapi butuh. Aku membutuhkan hidupmu untuk kupelajari, menarik, positif, candu, sesekali kuwarnai agar tak bosan. Aku membutuhkan Ikhlasmu, sayang. Aku ingin berbagi denganmu. Aku membutuhkanmu, selama aku belajar, dan akan terus belajar. Setelah itu, aku akan mencintaimu, mengimbangi diam, membaktikan sisa kuatku, melengkapi kurangmu, menjadi tempat keluh kesah, menghapus lelahmu, sampai kamu renta, sampai entah kapan waktuku, dan waktumu, dan waktu kita yang diabadikan Tuhan.

8/10/2015

Untuk rinduku, berjalanlah bersamaku, temani lelahku, maklumi cemburuku, pahami hati yang terlanjur paham arti sakit, berhenti memaki, dewasalah, mengertilah, jangan lelah dulu, aku masih berjuang atas kita. Jangan buang amarahmu pada percakapan jauh. Hargai waktu kita. Lakukan apapun yang kamu mau, dan jaga perasaanmu, dan aku, dan tipe dunia yang menghitung waktu kita. Sampai jumpa di emosi taraf rendah, sampai jumpa.

8/06/2015

"Karena aku tak pernah memaksa hati mengetahui, atau rajin meminta, karena kamu manusia, yang akan pergi ketika tak ingin direpotkan." Maaf aku merepotkan, melelahkan, jika tak ingin mendukungku dengan sekedar bertanya 'apa yang terjadi?', tak apa. Hakmu.

7/25/2015

Tidak benar ketika kamu tidak tau siapa yang kamu hadapi. Baik tak akan jadi baik. Akan ada tipu yang tak tertipu, atau sangka yang entah menjadi apa.

7/12/2015

Bersalah?

Iya jika karena terlalu egois dengan rasa yang egois. Nyatanya sulit itu ada, namun tak cukup untuk ikhlas menerima segalamu. Bukan kekurangan, tapi kamu yang terlalu lebih, dan aku yang sulit mengimbangi. Katanya cinta saling melengkapi, bukan saling menguatkan. Karena tak perlu jadi kuat untuk memeluk cinta, namun apa yang harus kutambahkan ketika kamu sudah sempurna? Aku bersalah, melihat kita pada sisi aku. Kamu bersalah, karena tak pernah jujur tentang hal kecil, sehingga aku belum menemukan kita. Karena niatku tak menuntut, tapi aku adalah aku yang berlimpah ingin. Bukan aku tak tau diri, tapi tak seorangpun yang tak ingin dianggap berharga. Dunia sebentar, tapi tak tahan untuk mengharap. Tak boleh pada sesama, nyatanya sulit dikendalikan. Betapa bersyukurnya aku dengan keadaan ini hingga lupa terlalu banyak meminta, padamu, pada-Mu. Terlalu banyak harap yang hanya kubayangkan. Karena kita masih pada waktu masing-masing. Berputar sendiri-sendiri. Sayang tak saling mengerti.


Semoga Allah Melindungimu, Memberkahi langkahmu, dan Membuat semua detik waktumu bermanfaat. Karena hanya Dia yang bisa Mengerti kamu. Aku hanya penebar kata di setiap waktu yang tak berharga, penuntut apapun yang ingin aku dapatkan, perhatian, candaan, apapun yang bahkan mengganggu istirahat. Maafkan keegoisan ini. Diam terlalu sakit. Berkata takut menghancurkanmu. Kadang yang kuanggap benar, menurutmu lebih benar. Atau yang menurutku salah, malah bukan apa-apa. Karena aku punya waktuku, yang pernah kupelajari sulit, yang kini kujalani takut, dan entah apa yang akan terjadi nanti. Aku mencintaimu dan terlalu takut untuk mengatakannya. Aku ingin menjadi yang paling memahamimu tapi kamu belum mengizinkannya. Aku tak ingin merepotkanmu tapi hanya kamu yang kuinginkan ada. Terimalah jika ingin. Pergilah jika harus. Tapi jangan.

7/04/2015

Karena akan sulit menemukan orang yang tak pernah salah. Karena kesalahan tidak akan disadari sejak awalnya. Karena untuk berubah, hanya diri sendiri yang mampu melakukannya. Aku bukan orang mudah. Tak ada yang layak diperlakukan rendah. Aku tidak rendah. Silahkan berhenti jika lelah. Silahkan pergi jika harus. Silahkan bicara jika perlu. Karena yang paling baik tidak akan kuat hanya dengan kata-kata. Karena yang paling baik akan mempertimbangkan apa yang dikatakan dan apa yang didengar. Melaksanakan apa yang paling baik dan mencerna apa yang paling buruk. Karena yang paling baik tidak akan bersabar, akan berusaha demi apa yang paling baik. Karena yang paling baik bukan hanya mengerti tapi paham tentang resiko dan kendala. Karena yang paling baik, akan mempertahankan apa yang paling baik. Dan sebelum menjadi paling baik, benar dan salah untuk didepannya sudah tak tertukar.

6/27/2015

Karena tak hanya memilih, tapi kami akan berjuang. Tergantung apa, siapa, dan seperti apa itu. Dan tak pernah ada padaku. Jangan pernah berharap lebih, karena tak semua apa yang kau inginkan adalah apa yang akan kau dapatkan. Tak semua apa yang kau bayangkan, dalam waktu singkat akan menjadi kenyataan. Karena yang terpilih harus selalu diperjuangkan, maka itu sungguh, bukan padaku.

6/18/2015

jika muak dengan segala aturan yang sebenarnya tak perlu kamu pikirkan ketika telah menjadi kebiasaan, berhenti saja, mundur, menyerah, gagal. jangan siksa orang yang ingin berjuang bersamamu tapi nyatanya ia menata jalin sendirian. karena keegoisan selalu mengalahkan niat manusia. cobalah mengerti tentang perasaan. bagaimana jika kamu ada di posisinya? bagaimana jika kamu selalu merasa sendirian? bagaimana jika kamu ingin dimengerti, dengan mengatakan apa maumu, make a deal with it, tapi tetap, sendirian. bagaimana dengan bahagiamu yang ketika datang, lalu dia dilupakan? bagaimana perasaannya? kamu tak akan pernah  tau, ketika kamu tidak peduli.
lalu apa bedanya aku dengan teman lamamu yang terpisah kota? jika waktu saja tidak disediakan, mengerti saja tidak mau, belajar dari kesalahan apalagi, hingga terkesan apatis, dan aku harus mengemis kabar. apa sebenarnya yang kita jalani? untuk apa lagi?

6/15/2015

karena aku selalu salah meminta, atau kasar menuntut. aku tak baik. lupa caranya waspada. jangan hancurkan hari yang biasa saja. jangan indahkan waktu yang sudah indah sendirinya. karena percaya tak mampu, karena jiwa terkhianati. mengertilah, segalanya tak mudah.
terima kasih telah menyayangiku. maafkan ketidaktahuan diri ini atas nikmat-Mu. untuk selalu mengeluh, untuk selalu lalai, ampuni aku. lindungi kedua orang tuaku, berikan mereka kesehatan yang hanya dapat kuminta pada-Mu. sungguh, ampuni aku.

5/26/2015

I'm just missing you, and I'm not good at missing my love. I'm so sorry. Stay. Be strong. Don't give up on me. But if you think I'm not good for you, I get it.

5/24/2015

Ampuni aku. Aku lupa bahwa aku tak pernah sendiri. Hentikan dulu sakit ini hingga esok, kuadukan pada sesamaku, sesama yang rela mendengar. Agar aku diingatkan untuk bersyukur. Bahwa nafas hanya sementara, jangan hentikan malam ini. Jangan. Ampuni aku, Ya Alloh.

Salah rindu

Peduli, peduli, jika hanya dikatakan, itulah kepedulian dimaksudkan untuk dirimu sendiri. Rindu, jika hanya dikatakan, itulah pemuas bahagia hatimu. Seberapa besar keegoisan yang terhapus karena cinta? Berapa banyak rahasia yang tak terbagi karena kamu tak ingin mendengarnya? Karena segala hal bisa berubah. Jujurlah, seberapa besar cinta yang terhapus karena keegoisan? Biarlah hati yang merasa, jiwa yang percaya, raga yang mencoba kukuh, dan kuat kata dalam doa. Agar ketika hilang, tak terlalu sakit untuk melangkah lagi.

5/16/2015

Ia memberi cinta yang tak pernah sebesar ini. Rindu, yang tak pernah sedalam ini. Benci, yang tak pernah separah ini. Sakit yang tak pernah sebegitu menyiksanya. Tolong abaikan segala tanya. Karena ada percaya yang harus dijaga. Kadang tunggu tak bisa menunggu. Kadang rasa tak bisa kau paksa. Tapi waktu menulis berbeda. Aku tetap padamu dan kamu tetap padamu sendiri. Tuhan adil. Masalah mengindikasikan hidup. Tapi berbagi siapa bila sendiri. Percaya harus dibangun, tapi egoisme buat tertidur kembali. Berhenti? Ini sudah. Lalu angin mendorongku berjalan lagi. Kuasaku? Tak ada. Karena segala makna harus diketahui, dan segala sakit adalah nikmat. Aku bicara tentang anugerah Tuhan, yang ada yang tiada yang hadir yang hanya fatamorgana. Aku bicara tentang peduli. Aku bicara tentang aku. Aku bicara tentang kehilangan.

5/15/2015

Sorry

I'm tired of being here but nothing in your eyes. I think it's time for me to leave. Cause you never be serious, I'm tired of being serious. I can't get what you think, how you treat me like a-just-friend-being, and I can't going through your day. I love you, Mr. Easy Busy, I do. But how am I supposed to do if my everything is you and your everything is I don't know what it is? Sorry for being too much. I'm just tired. I need you for sure. But you never been in my really-need-you-situation. I'm so sorry.

5/14/2015

Read my mind!

Karena tak semua bisa kuucapkan lewat tulisan. Tak semua bisa kudengungkan lewat suara. Tapi diam akan mencekik, tunduk akan mengamuk. Tolong aku.

5/12/2015

Dari lagu sembilu

Dalam mencintai aku tak pernah setengah hati. Seperti jatuhnya hujan kepada bumi. Hingga saat ini aku tersadar, aku telah melupakanmu, itu adalah kesalahan terbesar. Disini, yang aku tak tau dimana persisnya. Aku masih merindumu. Merindu dan mencinta sampai titik habisnya, dan kalaupun itu ada. Apakah disana kau merasakan hal yang serupa? Entahlah tak pernah ada yang tau.


Bandung, februari 2013

5/08/2015

Team

Akan kami tunjukkan, betapa bangga kami pada fakultas ini. Betapa bangga kami pada kebersamaan ini. Betapa indah celaan luar itu, menyemangati kami. Akan kami tunjukkan, bukan hanya ilmu yang kami punya, tapi rasa saling memiliki. Bukan euforia semata, kami bangkit apapun resikonya akan kami hadapi, karena kami berani, berbeda, beretika.
Alhamdulillah. Terima kasih telah menciptakan aku sebagai makhluk yang selalu ingin dan harus belajar. Meski lalai, malas, kadang lebih bersahabat. Sungguh, rencana-Mu itu indah, aku sangat percaya. Aku bersyukur telah dipertemukan dengan banyak kawan senasib. Di kampus ini, bukan hanya teori dan praktik, bukan melulu ujian, atau mengejar indeks prestasi. Banyak, ilmu, kampus ini merubahku. Bagaimana menjaga etika, dan bertindak sesuai dengan profesi kelak. Bagaimana saling merangkul sebagai pejuang masa depan. Bahagianya bertemu kawan satu hobi, dan bergabung dengan himpunan. Segalanya indah, sungguh.

5/07/2015

Pagi.

Selamat pagi. Syukurku menyambut mentari, masih aku dipeluk bahagia ini. Meski sedikit harus diredam. Karena tak akan ada yang abadi. Yakin kadang kalah dengan takut. Takut hanya hari ini saja atau kemarin saja. Takut bahagia berfatamorgana. Takut kehilangan karena anugerah Tuhan ini terlalu indah.

5/06/2015

21

Tak ada alasan untuk menjadi ingin diperhitungkan. Karena cerita ini akan tetap berjalan meskipun dunia tak tau aku ada. Bukan waktunya merengek diatas langkah yang sudah setengah jadi ini. Aku ingat bersyukur mengindahkan segalanya. Bukan kejutan yang satu dua, tapi ketenangan dalam menikmati sentuhan Tuhan lewat waktu-Nya. Alhamdulillah. Hari ini dunia terasa sejuk, tawa ada dimana-mana, bahagia selalu mengikutiku, haru berselimut kedinginan sendirian, karena ingat membuat kabut memudar. Terima kasih, Kau berikan segala yang kubutuhkan, waktu. Terima kasih, Kau sadarkan aku untuk sadar. Betapa banyak hal yang teringatkan harus diperbaiki. Terima kasih, Ayah Ibu Kakak Adik Saudara, Kau jadikan mereka satu paket bersama hidup yang Kau hembus. Terima kasih, Kau beri lagi seseorang hebat yang sukahati mengingatkan khilaf dan salah. Syukurku takkan terlalu banyak, Ya Alloh. Akan lebih banyak lagi ketika kulihat sekitar. Kawan kolega yang tak perlu kuharapkan namun sedia bersamaku. Indah yang telat kusyukuri banyak-banyak. Ampuni aku, Ya Alloh. Ridhoi langkahku bersama cita dan cinta yang ada kini. Kembangkanlah segalanya. Senyumnya, bangganya, cintanya, rindunya, pedulinya. Cerahkan waktuku, Ya Alloh. Hanya Kau Yang Bisa. Meski aku hanya mampu meminta. Maka rekatkanlah kesyukuran ini pada suara paling indah pemberian-Mu. Tajamkan ingatan ini untuk terus menyebut nama-Mu. Jangan jadikan aku orang yang cepat puas dalam mengharap rido-Mu.


Untuk keluarga, kerabat, sahabat, kolega, dan hadiah Alloh. Terima kasih atas segala waktu yang terluangkan, agar segala doa menjadi indah terdengar di langit syurga. Aamiin


5 Mei 2015

4/18/2015

Tahan dulu sampai ketemu tempat untuk meledakkan semuanya. Astagfirullah. Ada apa ini?
Peduli saja pada perasaanmu. Karena selain namamu sendiri, tidak ada yang akan melakukannya. Terlalu omong kosong. Terlalu meninggikan. Nyatanya kamu saja yang urusi perasaanmu itu. Susah peduli kepada orang yang tidak pedulikanmu. Siksa sendiri. Egois terus sampai akhir. Sampai di titik lelah menunggu, lelah peduli, lelah ingin dipedulikan, lelah segalanya. Lelah berusaha, lelah menjelaskan, lelah berusaha paham, fokus, lelah berpikir, lelah merasa.
Satu. Masalah tak dianggap masalah. Masalah dianggap masalah sendiri. Iya, sendirian.

4/16/2015

Saat sulit, berbagai hal seakan menjatuhkan bersamaan. Sendiri jadi benar-benar sendiri. Alloh dan orang tua saja yang mampu menegakkan. Astagfirullah.

Negatif di angkasa

Hanya ingin peduli pada perasaan sendiri. Karena lebih banyak hal yang menuntut. Bukan egois, mungkin benar. Karena kata kawan, jadi diri sendiri dulu, mengerti diri sendiri dulu, baru mengerti orang lain. Bukan menghindar, hanya tak ingin kehilangan semangat mengabdi. Bukan tak acuh, hanya tak ingin banyak mengeluh. Bukan berhenti, hanya istirahat bernegatif dulu. Takut lupa tujuan, karena terlalu banyak menerawang jauh, negatif di angkasa.

4/12/2015

Jangan kecewa saat harta membentuk kasta manusia. Biarlah mereka sibuk dengan dunia fana, yang isinya hanya hura-hura. Jangan sedih, atau merasa sendiri lagi. Tenang saja. Aku takkan kesepian. Ada Alloh Subhanahu Wata'ala bersamaku. Satu-satunya Dzat yang takkan membohongiku, atau mencampakanku, atau mengenyampingkanku, atau memanfaatkanku, atau melihat hartaku saja. Insya Alloh.
Tidak bisa percaya bukan berarti mengabaikan kepercayaan. Lagi-lagi kamu membuatku belajar. Bahwa bertahan tidak semudah katakan dan pendam. Bahwa ego bisa dikendalikan. Lagi-lagi kamu membuatku kagum. Tentang konsep melawan atau mengalah, dan berpositif pada perkara. Alhamdulillah.
Jangan salahkan "teman", mereka hanya manusia, yang berusaha untuk mempertahankan hakikatnya sebagai makhluk sosial.
Karena kamu tidak akan mendapatkan pelajaran hanya dari kebahagiaan. Karena sendiri merupakan proses berbenah diri. Karena manusia tidak bergantung kepada manusia, tetapi Pencipta-nya. Maka jangan pernah merasa ditinggalkan kawan. Mungkin kamu belum cukup baik untuk mereka. Kamulah manusia yang mengerti pemikiran manusia. Senang disambut, susah ditinggalkan. Susah dirangkul, hancur dikubur. Salah sedikit, bernegatif. Coba pikirkan apa yang salah hingga ditinggalkan. Oh, jika yang dihadapi adalah manusia, maka apa yang kurang diberikan hingga ditinggalkan?
Cause I don't understand what people called "friends". I just want to be as kind as I can. Even if no one cares or look after me as a friends. Even if they're used me, they're come to me with purposes. Even if still loneliness I felt. Even if in time, they'll gone slowly, surely. Even if in the end, I'll be forgotten. I don't care. Maybe I wasn't good enough for them, and they've found a better person. It's ok. People are not the same.

4/06/2015

Temani aku belajar. Berarti hidup. Temani aku hidup. Cukup.

selamat ulang tahun, sahabat

Halo, apa kabar?
ini sudah hitungan tahun tidak saling menghubungi. Maaf. Bukan tidak mau, tapi rasanya sulit. Mungkin terlalu banyak ego dan gengsi ala mahasiswa sok sibuk. Dulu kalau kk ulang tahun, bisa tinggal ke rumah bawa kue kecil sama Riki, terus di foto, terus fotonya dijadiin dp BBM kk. Tapi waktu itu aku belum punya BBM. Kalau gak ulang tahun, bisa langsung ke rumah bawa es krim terus ngobrol sampai ngantuk, sampai disuruh nginep sama Mamanya kk. Sekarang, chatting aja sulit. Aku tau kk sibuk dan jarang pegang gadget. Memang gitu 'kan dari dulu.
Selamat ulang tahun, Gitta. Semoga umurnya barokah dan hidupnya makin beranugerah. Maaf belum sempet ketemu dan ngasih kue. Aku kangen, ka. Subhanalloh banget ini kangen nya keterlaluan. Kadang itu suka ada pikiran sekarang kaya kagok gitu mau ketemu kk. Kaya ga selevel lagi sama aku, udah gak cacat lagi kaya aku, kaya kita dulu, waktu gak kenal gengsi sama gak tau diri. Waktu hidup itu fana banget kaya sinetron. Mungkin ga bakal nyambung lagi sekarang. Tapi semoga gak gitu ya. Semoga masih kk Gitta yang paling dewasa dan jadi tempat curhat dan nungguin aku nangis lebay dikelas waktu SMP, dan nangis bareng-bareng karena nonton laskar pelangi tapi diem-diem, dan jadi orang pertama yang meluk aku waktu aku nangis gara-gara diselingkuhin waktu SMA. Kalau aku mau curhat lagi ke kk boleh gak? Tapi rasanya gak mau aku nambahin beban kk dengan nyeritain masalah aku. Aku pengen banget nyeritain kuliah aku meskipun kk ga mau tau, atau pura-pura mau tau. Aku pengen tau kesibukan kk meskipun ga penting bagi kk. Maaf banget ya maaf. Aku ngerasa gak pantes bilang sahabat tapi gak tau apa-apa tentang apapun. Maaf banget ya. Semoga semuanya berjalan lancar. Semoga Alloh melindungi dan meridhoi jalan kk. Semoga sukses segala urusan dunia dan akhiratnya. Semoga semakin dewasa dan bijaksana. Aamiin.


yah ini udah tanggal 6. Padahal aku nulis dari tanggal 5. Soalnya banyak yang mau ditulis dan banyak yang diedit. Hasilnya ya kaya ginilah. Ga bagus, ga jelek, ga jelas, ga penting mungkin. Tapi dibaca aja aku udah bahagia banget. Selamat ulang tahun, ya. Rasanya ngucapin sekali itu kurang, ngerasa berhutang selamat ulang tahun yang kemarin-kemarin. Semoga bisa ketemu ya nanti. Miss you.

3/30/2015

Karena hari berganti berbeda. Sudah tak terlihat rasa yang bergejolak. Sudah hilang kecupan selamat malam. Sudah tak tertulis lagi puisi-puisi itu. Sudah cukup aku berpikir, bahwa semua baik-baik saja. Sudah saatnya aku berhenti khawatir. Sudah jalani waktuku. Kalau ini permainan, sudah lelah aku berlaga. Rasa yang sama, keadaan yang berubah. Kuatkan, teguhkan, cita-cita bersama. Aku hanya hidup hari ini, kemarin kamu dengan kamu, aku tak pernah tau. Kemarin dia atau dia, mana yang mencerahkan hati, aku tak mengerti. Mau kamu ceritakan "kamu"? Mau kamu ceritakan dunia sebelum "kamu"? Atau mungkin aku hanya cukup hidup sekarang dan nanti? Dan biarkan kecewa penuh hipotesa ini mematikan rasaku?
I don't know you. Still don't know you, who is standing next to me.
Sadar. Bersama bukan berarti tau segalanya. Tau duluan. Tau sendiri. Hingga menciptakan salah paham. Kadang sekedar bertanya tak lagi jadi sekedar. Masalah takut menimbulkan masalah baru. Aku sibuk, kita sibuk, jangan saling membebani. Karena rasa tak terasa menyiksa ucap. Karena pikir tak terpikirkan untuk berpikir baik. Kenapa maaf harus terdengar lagi? Selalu ada yang salah untuk percaya. Selalu takut untuk percaya. Selalu berpikir untuk percaya. Cerita tak mungkin sama, bukan? Tak ada yang bisa menyamaratakan pelajaran. Bercerita rahasia, jangan jadikan rahasia lagi. Semakin jauh semakin rapuh. Semakin rapuh semakin jatuh. Semakin jatuh semakin runtuh. Jangan hapuskan setitikpun rasa ini, jangan. Jangan turunkan kepercayaan ini.
Mungkin disana ada kamu sebelum kamu, yang akan abadi lewat tulisan itu.

3/22/2015

Lupa terus

Seperti kabut, pagi datang, siang pergi. Seperti bayang, pagi tak nampak, siang mengikuti, malam sembunyi. Aku lupa bagaimana bahagia datang dan tega pergi. Aku lupa bagaimana hari memunculkan dan mengubur tawa seketika. Aku lupa, jam sendiri menenggelamkan kita. Hingga lupa mengucapkan selamat malam dan selamat tidur. Pun cita membuat kita lupa. Siapa yang menunggu, apakah ada yang menunggu. Lalu lupa untuk peduli.

3/17/2015

Katanya mahasiswa gak boleh cape. Gak cape kalo pikiran gak bercabang-cabang. Ah!

3/12/2015

Mengetahui apa aku, tak perlu memaksa. Mengerti bagaimana kamu, bagaimana bahagiamu, tak perlu ku rekayasa. Pengorbanan tak pernah mencapai cukup. Karena waktu tak dapat ditunda. Karena jarak tak boleh disalahkan. Kubisikkan pesan angin padamu, makin jauh makin rapuh, makin rasa binasa, makin kecewa mendewa, makin aku menunggu. Kapan aku jadi bahagiamu?

Teman.

Tempat berbagi bahagia ketika keadaan menstimulasi duka. Tempat lempar tawa ketika mata melempar tangis. Tempat seru ketika hari mendadak biru. Tempat suka untuk waktu yang tak biasa. Maaf untuk tekukan wajah hari ini. Tertawalah saja bersamaku. Terlalu banyak masalah di hidup kita. Kita nikmati bersama lewat canda.

3/10/2015

Bu, maafin aku. Aku cape, Bu. Pengen ketemu Ibu.
Setitik asa dipelupuk mata. Aku saja yang tau. Aku saja yang merasa. Lelah sahabatku. Kawan berbagi itu dimana. Sendiri saja selalu. Hanya suka dapat dirasa. Sedih pelukku saja. Saat seperti ini, bukan aku. Bukan. Bukan yang memberi gemerlap. Malah cinta memelukku sendiri. Tapi aku tak bisa sendiri. Tidak bisa.
Bisa-bisanya kamu seegois ini, Crisna. Bahagianya lagi bukan di kamu. Bahagia kamu juga lagi bukan di dia. Hebat kan kalo sama-sama egois. Biar ada adu kepala. Biar tambah hebat. Ah

titik awal revolusi katanya

Ada sedikit cambukan kecil yang mampu merubah kamu. Sedikit kata-kata penuh doa. Sedikit kejutan yang berarti besar. Tuhan memberimu hidup, orang tua, saudara, pendamping, teman, dan umur untuk kamu syukuri kehadiran mereka. Sudahkah?
Selamat ulang tahun, teman tua bersama. Selamat ulang tahun, yang sedang dipersiapkan Tuhan. Selamat ulang tahun, sumber bahagia. Selamat ulang tahun, pria dewasa. Selamat ulang tahun, sahabat. Selamat ulang tahun, masa depan. Selamat ulang tahun, kekasih. Selamat ulang tahun, pusat refleks. Selamat ulang tahun, orang sukses.
Berdoalah lebih banyak daripada kemarin, berusaha lebih keras daripada kemarin, berpikir positif lebih sering daripada kemarin, beribadah lebih giat daripada kemarin, belajar lebih serius daripada kemarin.


Selamat ulang tahun, segalaku ❤

3/02/2015

Dulu sempat berpikir bahagia itu semudah ditanya "gimana di kampus? Gimana kuliahnya? Gimana hari ini?". Ternyata lebih dari itu, sangat menyenangkan. Alhamdulillah.

2/22/2015

Untuk segala keindahan yang tak putus aku syukuri. Dalam pedih pilu, dalam tawa cinta, dalam segala bentuk emosi penguasa hati. Untuk setiap jangka jarak dan waktu yang katanya membatasi langkah. Terima kasih. Untuk berusaha berdiri lebih tegak. Untuk mengusahakan sandaran yang ternyaman. Untuk merencanakan langkah lebih tajam. Untuk yakin bahwa aku nyata, kamu nyata, dan kita hidup di dunia yang sangat nyata. Sungguh, terima kasih.

Bismillah

Setidaknya berpikir adalah hal utama, berencana adalah langkah, ridho Alloh adalah tujuan. Maka jangan biarkan harapan karam, jangan biarkan semangat pupus, jangan biarkan aku bertumpu pada selain kemampuanku, Ya Alloh.

2/15/2015

Maaf

Ketika belenggu menutup mataku, aku masih bisa merasakanmu. Ketika curiga mematikan rasaku, aku masih bisa mengucap namamu. Ketika beku melumpuhkan ragaku, aku masih bisa memikirkanmu. Ketika negatif menguasai auraku, aku masih bisa menyembunyikanmu. Aku mencintaimu dengan berbagai cara, membencimu dengan berbagai alasan. Tapi aku bersamamu atas dukungan Alloh. Aku tersakiti karena Alloh. Aku bahagia karena Alloh. Maaf untuk sikap yang tidak pantas. Jangan bilang aku kurang syukur. Alloh menyuruhku mencintaimu dalam bentuk syukur. Terlalu banyak rasa, terlalu dalam cinta, terlalu besar rindu. Sulit ku kendalikan. Maaf.
Hanya manusialah yang dapat merubah dirinya sendiri. Ketika terpikir di benaknya tidak ada yang salah, lalu kenapa harus berubah? Mungkin aku yang harus berubah. Karena bicara itu mudah, karena kadang berdusta itu tidak perlu pemikiran, nah karena itu, tak usah lagi aku pikirkan.
Jadi, kenapa harus peduli ketika hanya kamu yang peduli? Kenapa harus menunggu kalau yang kamu harapkan tak menghargai penantianmu? Mungkin kamu harus lebih santai. Mungkin kamu harus lebih tidak peduli. Mungkin kamu harus lebih egois lagi. Atau mungkin kamu buang saja rasamu jauh-jauh, kalau hal sepele saja tidak pernah diperbaiki. Kalau hal yang "bukan apa-apa" saja memang dianggap bukan apa-apa. Kalau kamu kelelahan menunggu, kalau penantianmu bukan apa-apa, kalau sabar sudah dirusak kesabaran sendiri. Untuk apa lagi kamu menjawab pertanyaan "apa yang harus aku lakukan?".

2/13/2015

Jarak

Sekarang aku benci jarak. Jarak berdusta. Jarak mencipta pemikiran negatif. Jarak semena-mena. Jarak tidak menguatkan aku lagi. Jarak yang aku benci mencipta kebencian lain. Jarak menyiksaku. Jarak kejam. Jarak tidak merasa. Jarak palsu. Jarak melemahkan rasa yang kuat, mengeraskan hati yang lunak. Jarak anti. Jarak memisahkan raga. Jarak menguji. Aku terlalu siap diuji, hingga hampir tak acuh. Takut mati rasa. Takut lupa kalau sudah lupa. Takut bahagia redup.

2/06/2015

You know how much I want to see your face, hear your laugh, hold your hands, I was wondering when you ask me to have a breakfast together again. But I don't want you to see me messed up like this. Don't pity me, dude. I'm ok. I hope so.

1/30/2015

lakrimalis

Tidak enak hati, terlalu cemas, terlihat posesif. Maaf, aku hanya merasa waktuku tak banyak lagi disini. Rindu cepat bereplikasi bagai virus. Tubuhku sedang tidak kuat sepertinya. Mungkin sedang musim hujan, cuaca ekstrim.


kamu dimana?

Salah

Siapa? Jarak? Oh bukan. Waktu? Tidak juga. Kamu? Tidak mungkin anugerah disalahkan. Aku? Mungkin saja. Ego?

1/25/2015

Api

Berkobar tak paham situasi, tak ingat kondisi, tak peduli akibat, tak tanya sebab. Tau panas, tetap api dipeluk. Tau rugi tapi tetap disambangi. Sudah hitam saling menyalahkan. Katanya teman angin, lawan air. Api tak ada lawannya. Ingin padam, harus ada yang disalahkan. Tanya saja manusia kalau tidak percaya. Api selalu ada, angin tersedia, air belum kering. Maka seimbang? Oh tidak. Tetap harus ada yang disalahkan. Tanya saja sama manusia.

1/22/2015

corner of nowhere

Saatnya merenung dulu, evaluasi dulu. Terlalu banyak kesalahan, kekecewaan, dan kelalaian yang kamu perbuat. Ah! Terlalu sombong untuk tidak iri pada kehebatan orang lain. Terlalu terlena dengan dunia. Terlalu tidak mengindahkan waktu luang. Mau jadi apa kamu waktu tua? Masih ingatkah dengan cita-cita? Masih ingatkah tentang usaha orang tua? Jangan takabur lagi. Coba rendahkan diri serendah mungkin di hadapan Tuhan. Coba sedikit iri pada orang cerdas di sekitar. Jangan hanya coba hal baru, Cris. Evaluasi dulu.

1/21/2015

munafik?

Maaf. Jangan bilang aku munafik. Kataku menulis adalah hal paling menyenangkan. Pelepas penat, perekam hal indah dalam setiap momennya. Tapi sungguh, ada sedikit hambar. Berbicara juga mengasyikkan, kalau denganmu. Aku ingin mengeluh dulu. Aku ingin menyalahkan jarak dan proses, yang sebenarnya nanti baik untukmu, dan Insya Alloh untuk kita. Bicara rindu disini, sekarang sakit. Kamu ada tapi tak bisa kujangkau, tak bisa kuraih, tak bisa kurasakan tangan besar yang menutupi kepalaku yang jujur, lucu, membuat aku merasa terlindungi. Bicara rindu disini, takut tertukar dengan ego. Betapa inginnya aku ada dalam kesibukan, bukan hanya suka citamu. Betapa inginnya aku ikut menyusun urusan dunia yang merepotkanmu. Betapa inginnya aku menjadi satu-satunya orang yang kamu percaya untuk dimaki lalu menyerah, "aku lelah". Entah itu lelah olehku yang kurang berguna, atau lelah oleh urusan duniamu yang merepotkan itu. Setelah itu, kamu tau bahwa ada tempat untuk tetap tinggal. Ada wajah yang kau sebut rumah. Dalam hatimu, ada namaku sebagai siapa. Dalam harimu, ada seseorang yang selalu mencemaskanmu, merindukan ruas jemarimu, mengingatkanmu untuk bersyukur. Bahkan menanti percakapan indah via sosial media yang membawa tawa. Atau mensyukuri kehadiranmu dalam mimpinya. Kapan?
kamu jangan membaca ini. Atau pura-puralah tidak membacanya. Terlalu pakai hati. Terlalu sakit kalau bisa merasakan. Semoga aku saja yang merasakan. Aku bersyukur atas rasa yang istimewa, sakit sekalipun. Diluar ketidakbergunaan ini, ketika ditanya kapan, aku juga tak paham. Tapi aku suka menunggu, karena di akhir penantian itu selalu ada kejutan. Aku suka kejutan.

1/20/2015

Tak ada yang bisa kulakukan lagi. Bahasa sudah tak berarti. Lalu aku jadi pengganggu ketika biru menimpamu. Aku jadi sok tau karena ingin jadi sok motivator, yang tetap tak ada artinya. Aku bukan orang yang selalu ada, atau bisa menghibur kapanpun kamu suka. Maaf. Maaf kalau sekarang aku tak ada artinya.

1/19/2015

seperti inikah?

Namaku manusia. Hakikatku tak pernah puas. Tugasku mengerti. Hobiku mengeluh dan bersyukur. Pekerjaanku berdoa. Kesukaanku tertawa dari mencela. Rumahku banyak, dunia dan akhirat, surga atau neraka. Dua terakhir itu optional, tapi takabur bilang surga, padahal neraka lebih dekat. Keluargaku banyak, ada manusia, hewan, tumbuhan. Kadang kumakan saudaraku sendiri. Aku tersadar 16 jam per hari. Sisanya aku mati.

1/18/2015

Bukan lelahnya, atau sombong dengan berbagai gaya. Tapi napas yang selalu diusahakan. Ah, ini wujud syukur yang paling sederhana tetapi tidak semua niat melakukannya. Ini syukur yang paling menyenangkan yang hanya "mau" yang dapat merasakannya. Subhanalloh. Hari ini aku mengingat-Mu dengan cara lain yang luar biasa.
Bahkan dalam mimpi pun, kamu menyenangkan. Haruskah aku berterima kasih untuk bunga tidur yang lucu tadi? Alhamdulillah.

1/17/2015

waktu

Katanya berjalan begitu cepat, padahal cuma perasaan. Perasaan yang didukung realita. Katanya ada istilah membunuh waktu, padahal cuma ungkapan. Ungkapan yang didukung nafsu. Katanya tak ada batas waktu, ternyata terlalu berlebihan. Kadang waktu harus dihentikan, kadang waktu harus diputar kembali, padahal waktu terus berjalan. Waktu yang seperti ini rasanya harus dihentikan. Agar rasa tetap menjadi rasa, tidak luntur jadi asa, berkat petir dan gelitik hujan. Katanya akan bertemu di ujung senja. Padahal ditunggu setiap satuan detiknya. Katanya mempersatukan kebahagiaan, padahal digenggam sendiri dulu. Waktu itu penipu, ya? Katanya tak kenal waktu. Lalu apa yang menaungi hidupmu? Katanya waktunya harus disamakan, padahal waktu selalu berjalan bersama. Kita saja yang selalu masing-masing.

1/14/2015

pagi

Mungkin sempurna tak tau bagaimana mencintai kesederhanaan. Mungkin tak pahami rasa yang istimewa. Menuntut bukan ranahku. Hanya saja aku mencintai segala rasa yang datang secara istimewa. Kecewa hari ini, khawatir kemarin, kesal selanjutnya. Mungkin belum biasa. Terlalu banyak kekecewaan yang terjadi. Lelah katanya, lelah pikir. Semoga bukan lelah untuk merasa.

1/13/2015

segalaku

Tentang mudah dan sulit yang berdampingan. Tentang kesenangan yang menaungi waktu. Tentang kesedihan yang selalu memeluk hati. Tentang semangat yang selalu ingin tersulut. Tentang lelah yang tergantung. Tentang beban segala beban. Tetaplah tertawa bersamaku, segalaku. Tetaplah harapi senyum ini. Alasan aku mengumbarnya. Tetaplah seperti ini. Kuatkan aku, segalaku. Kuatkan kita. Kuatkan hariku yang kadang hanya kelabu berbalut hitam. Kuatkan hatiku yang kadang dipeluk kesedihan itu. Bahagiakan aku, segalaku. Harapi senyum ini, agar aku selalu punya alasan untuk bahagia.
Maaf, yang tera giga itu, belum bisa dikapasitasi.

1/07/2015

untuk Ica

"Kita mati pada satu hari, kita lahir pada satu hari, kita jatuh cinta pada satu hari, dan semuanya terjadi pada satu hari."

tak mau, berat, tak siap, itu yang ada dipikiranmu, sahabat. usahanya untuk tetap bertahan dan menyayangimu sepenuhnya, tidak akan kau temukan lagi. itu yang ada dihatimu. jangan lagi katakan ia pergi tanpa pamit padamu. Tuhan menciptakan manusia untuk kembali atas amalnya, semua telah ada waktunya. hari ini, apa sudah kau mendoakan ia? doakanlah setiap waktu agar ia tidak sendiri seperti yang kau katakan dalam linangan cintamu, ingat selalu ia dalam doamu. percayalah, Tuhan menjaga ia untuk orang-orang yang mendoakannya, untuk keluarga dan kerabatnya, untukmu. bukan suatu penyesalan karena aku hanya bertemu ia satu kali, sedang berjuang. sungguh, sahabat, hatiku bergetar, merasa enggan menatap jauh dalam matanya yang bersinar, merasa tak sanggup ingin berbincang dengan ia yang berusaha bersuara, betapa takut aku meneteskan air mata dihadapan ia yang terlihat bahagia dalam sakitnya, kamu sungguh kuat menahan sakit atas ia, menahan rasa seperti itu, yang bergejolak menderu memekakan jiwa. berjanjilah untuk tersenyum selamanya, sahabat. aku percaya, dengan cara apapun kamu menceritakan ia, aku sungguh sangat percaya, doa akan membuatnya tetap bahagia disana, Insya Alloh kebahagiaan abadi.

untuk sahabatku, Nisa Chairana. tetaplah kuat tanpa batas waktu. kami mendoakan Almarhum Galih dengan sukacita, agar ketenangan menjadi sandaran tidurnya, agar pelukan kami menjadi kehangatan untuknya, agar Tuhan selalu menjaganya untuk ia, untuk keluarga dan kerabatnya, untuk kami, untukmu.

1/06/2015

Kalau dasarnya sendiri, pasti butuh sendiri. Harus ngerti, Crisna.

pagi, ya?

aku berkelana dulu. hanya tak ada lampu jalan yang kucari. sekarang kicauan burung. bahagia itu sederhana, kan? sekarang sedang susah.

1/05/2015

haha

haha ketika haha menutupi semuanya.

jadi awan

kamu nanti ajak aku ke tempat yang tinggi, ya. aku mau ambil segenggam awan untuk kugantikan dengan isi kepalaku. agar aku tau bagaimana rasanya memperhatikan sekitar. hal-hal yang bahkan keberadaannya di bumi tidak kupahami. aku ingin belajar dari awan. terlihat diam padahal bergerak gelisah terburu-buru. nanti dia menguap, berdiskusi dengan angin dan lautan untuk menciptakan hujan yang kamu suka. nanti awan gelisah lagi. nanti awan menyesatkan kita lagi. kita cuma penonton dibawah sini. iya, kan? aku mau jadi awan kadang-kadang. katanya melayang bebas, padahal gelisah terburu-buru.

dijalan

kadang punya cacat mata itu enak. waktu jalan malam, gak usah liat apapun. lurus aja. orang gak tau kalo kita rabun. gak perlu nyapa orang yang dikenal. lurus aja. gak perlu nyari pegangan, atau nunduk liat jalan. lurus aja. cuma ada remang lampu kendaraan. satu-satunya cahaya yang bikin berjalan aman dari kecelakaan. lurus aja. seakan kita gak kenal siapa-siapa. lari dulu sementara dari hiruk pikuk dunia. enak, sambil makan ice cream atau cokelat buat tenaga. lurus aja.

.

.

1/01/2015

lupa lagi

lucu. aku lupa bagaimana hal dunia ini bisa terbalik seketika. aku lupa, betapa kebahagiaan mengubur segala kewaspadaan yang pernah aku bangun sendiri. betapa tawa itu sangat berarti di waktu pagi. betapa penatnya atmosfer ketika malam. aku lupa, betapa mata ini tak dapat menembus batas apapun. ada beberapa hal yang tak bisa aku tulis. bahkan diucapkan. tentang hati dan pikiran. sekarang semua berkecamuk seperti tornado api. pintar-pintar aku bersembunyi agar tidak terbakar. aku belum cukup baik untuk mendapat hal baik. aku sungguh lupa, betapa takaburnya aku yang menganggap semuanya baik-baik saja. betapa aku tidak tau apapun tentang apa yang ada dihadapanku. betapa salah aku merasa hidup ini tak kejam lagi. betapa sama sekali aku tak ada disana. betapa.. betapa merasa sendiri itu menjadi identitasku.