Iya jika karena terlalu egois dengan rasa yang egois. Nyatanya sulit itu ada, namun tak cukup untuk ikhlas menerima segalamu. Bukan kekurangan, tapi kamu yang terlalu lebih, dan aku yang sulit mengimbangi. Katanya cinta saling melengkapi, bukan saling menguatkan. Karena tak perlu jadi kuat untuk memeluk cinta, namun apa yang harus kutambahkan ketika kamu sudah sempurna? Aku bersalah, melihat kita pada sisi aku. Kamu bersalah, karena tak pernah jujur tentang hal kecil, sehingga aku belum menemukan kita. Karena niatku tak menuntut, tapi aku adalah aku yang berlimpah ingin. Bukan aku tak tau diri, tapi tak seorangpun yang tak ingin dianggap berharga. Dunia sebentar, tapi tak tahan untuk mengharap. Tak boleh pada sesama, nyatanya sulit dikendalikan. Betapa bersyukurnya aku dengan keadaan ini hingga lupa terlalu banyak meminta, padamu, pada-Mu. Terlalu banyak harap yang hanya kubayangkan. Karena kita masih pada waktu masing-masing. Berputar sendiri-sendiri. Sayang tak saling mengerti.
Semoga Allah Melindungimu, Memberkahi langkahmu, dan Membuat semua detik waktumu bermanfaat. Karena hanya Dia yang bisa Mengerti kamu. Aku hanya penebar kata di setiap waktu yang tak berharga, penuntut apapun yang ingin aku dapatkan, perhatian, candaan, apapun yang bahkan mengganggu istirahat. Maafkan keegoisan ini. Diam terlalu sakit. Berkata takut menghancurkanmu. Kadang yang kuanggap benar, menurutmu lebih benar. Atau yang menurutku salah, malah bukan apa-apa. Karena aku punya waktuku, yang pernah kupelajari sulit, yang kini kujalani takut, dan entah apa yang akan terjadi nanti. Aku mencintaimu dan terlalu takut untuk mengatakannya. Aku ingin menjadi yang paling memahamimu tapi kamu belum mengizinkannya. Aku tak ingin merepotkanmu tapi hanya kamu yang kuinginkan ada. Terimalah jika ingin. Pergilah jika harus. Tapi jangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
leave your comment, please