disini, ada gak orang yang mikirin sesuatu itu sampai tingkat partikel?
dan kenapa gak ada yang bisa nerima aku kayak gini?
makin dewasa, makin aku mikir kalau diam itu berlian. tapi makin aku jadi berlian, justru aku makin hilang dimata orang - orang. this is a fairytale yang gak seindah cerita pada umumnya.
dulu aku sering curhat membagi kesusahan sama orang lain. tapi akhir - akhir ini aku mikir, ngapain aku nawarin cerita susah aku ke orang lain? toh mereka punya masalah masing - masing. dan mereka pasti sama kayak aku, punya mood, gimana kalau misal aku ngomong sama seseorang "hei tau gak?" dan mood orang itu lagi gak baik terus kepaksa dia dengerin aku buat ngehargain. itu kan namanya ngerepotin dia.
semakin aku diam, semakin aku berharap ada yang minta aku untuk cerita.
kapan ya ada orang dateng - dateng merhatiin raut wajah terus nanya "kenapa? lagi ada masalah? ayo cerita!"
cuma pelatih basket SMP aja yang pernah kayak gitu. itu juga karena dia bisa lihat aku selalu nyimpen sesuatu, selalu.
dia bilang sih keliatan dari mata aku. aku pikir aku itu orang awam yang paling jago akting. tapi kalau aku sakit juga ibu suka nanya "pusing ya? keliatan dari matanya"
ada yang mau guess ada apa dibalik mataku diatas?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
leave your comment, please