Dunia menantangku tuk
berlari, lalu terbang dan tenggelam berenang. Menyusuri tiap-tiap pintu
terbuka yang mendengungkan kisah. Kisah tentang pertunjukan
hidup yang banyak terserak diantara belukar hutan yang lebat. Saat
matahari menyinarinya dari atas. Cahayanya dibelah rimbunan daun yang
melambai.
Lalu aku sejenak berhenti. Menatap riak kisah yang ramai bergerak kesana
kemari. Kuraih ranting yang terdekat, kuangkat tubuhku tuk sampai ke
atas. Riak itu
semakin ramai, semakin ramai. Ada disana cinta yang terbuang. Yang
membuat harapan, kesenangan, dan kegembiraan cepat hilang. Ada juga
disana pengertian yang penuh
paksaan. Pengertian bukan datang saat dimana seseorang memaksakannya,
melainkan jujur lalu memahaminya.
Aku semakin tinggi, menyeruak dirimbun daun yang lembab. Hingga kutatap
langit sambil berdoa, Oh Tuhan! Jangan Kau biarkan mereka terserak
bersma kermainnya, sedangkan hamba
sendiri hanya untuk melihatnya saja! Tuhan pun mendengar. Hingga datang
dewi mala membawa kabar. Terbanglah kau dalam kesendirian, kupandu
hingga kau sadar.
Akupun terbang bersama dewi mala. Ia terbang anggun membuang goresan
kuas pada kanvas-kanvas langit yang penuh pesona. Dan aku sadar aku tak
sendiri!
painting by Crisna Kemala
poems by Muhammad Rizki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
leave your comment, please