Itu menyebalkan, buatmu, apalagi aku.
Boleh?
Kalau ini beda logika.
Rasa penguasa.
Terlalu banyak aku terbelakang.
Coba sejenak.
Ada dia dia dia yang lain.
Ada si ini si itu yang baru.
Terlalu banyak aku terbelakang.
Peduliku tak ada.
Bukan dia dia dia ini dan itu.
Kalau rasa penguasa.
Sepele.
Bukan.
Bukan kuasa rasa.
Tapi aku ada kamu.
Tapi kamu menelunjukku.
Tolong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
leave your comment, please