kamu yang namanya ada. yang jelas terlihat sore itu. sejelas mata kita yang bertemu. sejelas suara kita yang beradu. iya, saat itu juga, aku berterima kasih kepada Tuhan atas anugerah mata yang bisa ku lihat sejelas itu. anugerah raga manusia yang ada di hadapanku. berbalas kata, mengumbar senyum. canda kita yang masih sebatas "baru kenal". tapi kata-kata itu tidak terbatas. sama sekali tidak. ada hingga berhari - hari kemudian. ada hingga sekarang.
pagi itu kita bersama lagi. menepis kabut pagi yang menyempitkan pandangan. membuat kita meraba udara. tak ada gunanya. namun melihat wajah itu, aku mengutat banyak "meskipun" dan "namun". meskipun ada kabut, namun kamu bisa menerangkanku. meskipun aku lelah namun kamu menyegarkanku. meskipun lingkup ini luas namun kamu memfokuskanku di satu arah, dirimu. indah? memang. aku merasakannya. dan kamu? aku kurang tahu. kita masih terbatas bukan? kita masih di lingkup yang masih "baru kenal". tetapi percaya atau tidak, coba rasakan, kita dekat.
sore ini, di bawah hujan ini, Tuhan mempertemukan kita lagi. aku menyebut ini anugerah hujan. kita berbicara di bawah hujan. mengatap payung kecil untuk satu orang. hanya kita, selimut, dan mata lain yang memandang. mungkin mereka punya persepsi tentang keberadaan kita. tentang pembicaraan kita di bawah hujan. ini hanya hal kecil buatmu. bahkan mungkin tidak berarti apa - apa. tapi kamu tahu? ini sangat indah. meskipun sangat singkat namun sangat berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
leave your comment, please