10/27/2012

ingatan

malam itu aku berjalan berdua denganmu. berbicara seadanya karena memang tidak ada yang harus dibicarakan. berjalan berdua hanya karena kita satu arah. ada satu kalimat yang masih aku ingat. suaramu yang diakhiri senyum dengan warna khas di wajahmu. saat itu tetangga kamarku melihat, aku dan kamu dibawah gelap dan hari ini, dia mengingatkanku. betapa gilanya, betapa bodohnya aku yang telah merasa lupa. kejadian indah kesekian antara aku dan kamu, hanya setetes saja ada yang menyentuhnya, maka semuanya kembali seperti saat itu. kalau saja bisa aku kembali. kembali ke saat dimana belum ada prasangka dan asumsi satu sama lain. sekarang, aku tau apa yang aku bicarakan ini hanya akan menjadi kesalahan yang tumbuh secara perlahan. aku harap kamu bahagia dengan "siapa" yang kamu katakan itu. nama yang kamu hujamkan langsung tanpa permisi. nama yang tidak mungkin bisa aku singkirkan begitu saja dari otakku. nama yang selalu ada di timeline mu. nama yang menjadi bahan tulisanmu. ini sakit, cukup. sangat cukup menjadi tolakkan untuk berhenti. tapi entah, aku tidak bisa, atau belum bisa. semuanya selalu mengingatkanmu. dan mungkin kamu tidak pernah tau betapa sulitnya menjadi aku. aku yang sendiri menahan ketulusan positif, yang akan menjadi salah suatu saat nanti. aku tak berharap kamu tau. sama sekali tidak. hanya saja terkadang dada ini sesak mendengar, membaca ceritamu. cerita semi nyata yang selalu bisa aku tebak, siapa tokoh yang ada didalamnya. bahkan dengan terang-terangan kamu memberi tahu siapa yang ada didalamnya. dan entah, aku tidak pernah berhenti meski kamu berkata hari ini, siapa yang menjadi bahan ceritamu, dan tak pernah aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave your comment, please