Aku kembali
menyandarkan pandangan pada satu fokus. Cahaya oranye itu mulai tampak. Menyentuh
jemari kakiku yang mungkin membeku. Menjalar ke seluruh tubuh hingga kurasakan
hangatnya. Kusentuh warnanya yang mulai menyapa jari tangan kananku. Mereka
berada tepat diatas telapak ruas ujung telunjuk dan jari tengah. Aku
mengelusnya dengan ibu jari, halus dan tulus. Untuk kesekian kalinya aku
bersyukur atas hal sederhana yang selalu aku nikmati dengan senyum penghayatan.
“Terimakasih Tuhan, ini obat terbaik yang aku punya, selain ibuku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
leave your comment, please